Bedanya umrah dan haji:Lengkap dengan bacaan doa mp3
Bedanya umrah dan haji:Lengkap dengan bacaan doa mp3
Perjalanan ke Tanah Suci, khususnya Makkah dan Madinah, merupakan suatu impian bagi umat Islam. Dua bentuk ibadah yang mengarah ke tanah suci ini adalah Umrah dan Haji. Meskipun keduanya merupakan bentuk perjalanan spiritual, terdapat perbedaan signifikan antara Umrah dan Haji, baik dari segi waktu, rukun, maupun tujuan utama. Dalam artikel ini, kita akan membahas bedanya Umrah dan Haji, serta menghafalkan doa beserta bacaanya
Umrah:
Umrah adalah ibadah yang dapat dilakukan kapan saja dalam setahun, tidak terikat pada waktu tertentu seperti Haji. Umrah juga dikenal sebagai "Haji Kecil" atau "Ibadah Kecil," dan meskipun pahalanya besar, itu tidak dianggap sebagai pengganti Haji. bedanya Umrah dan Haji dan Beberapa perbedaan mendasar antara Umrah dan Haji melibatkan waktu, niat, dan ritual yang dilakukan.
1. Waktu Pelaksanaan yang Fleksibel:
Umrah dapat dilakukan kapan saja selama tahun, bahkan selama bulan Ramadan. Tidak ada batasan waktu tertentu, memberikan umat Islam fleksibilitas untuk melaksanakannya sesuai kemampuan dan kesempatan.
2. Rukun Umrah:
Rukun Umrah terdiri dari tujuh langkah, termasuk niat, tawaf, sa'i, dan tahallul. Meskipun langkah-langkah ini mirip dengan Haji, namun jumlah putaran tawaf dan sa'i lebih sedikit dalam Umrah. Ritual-ritual ini dapat dilakukan dengan relatif cepat dibandingkan dengan serangkaian ritual Haji yang lebih rumit.
Umrah, meskipun tidak diwajibkan seperti Haji, tetap menjadi perjalanan spiritual yang diidamkan oleh banyak umat Islam. Pelaksanaan Umrah melibatkan serangkaian rukun yang memberikan landasan bagi setiap Muslim yang menjalani ibadah ini. Di bawah ini dijelaskan tentang rukun Umrah antara lain:
A. Ihram: Awal Perjalanan dengan Kesucian dan Kesederhanaan
- Niat dan Kesungguhan Hati: Ihram dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas untuk melaksanakan Umrah. Saat seorang Muslim memakai pakaian ihram, ini juga mencerminkan kesungguhan hati dan kesiapan untuk menjalani ibadah dengan sepenuh hati.
- Larangan-larangan Ihram: Saat berada dalam keadaan ihram, sejumlah larangan diterapkan, seperti tidak boleh bercukur, berhubungan intim, atau menggunakan wewangian. Larangan-larangan ini memberikan pengalaman kesucian dan pengorbanan bagi jamaah Umrah, mengingatkan mereka pada sifat-sifat tulus dan sederhana.
- Pakaian Ihram sebagai Simbol Kesetaraan: Pakaian ihram yang sederhana, dua helai kain tanpa jahitan, bukan hanya simbol kesucian, tetapi juga menunjukkan kesetaraan di antara semua umat Islam. Tanpa perhiasan dan atribut kekayaan, jamaah Umrah berkumpul dalam keadaan yang merendahkan diri di hadapan Allah.
B. Tawaf: Mengelilingi Ka'bah dengan Kesetiaan dan Penghormatan
Rukun berikutnya dalam Umrah adalah Tawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram. Tawaf adalah tindakan penghormatan, kesetiaan, dan tunduk kepada Allah. Beberapa aspek Tawaf yang perlu dipahami meliputi:
- Pandangan Ka'bah sebagai Pusat Ketaatan: Saat melakukan Tawaf, jamaah Umrah mengarahkan pandangan mereka ke Ka'bah, yang dianggap sebagai pusat spiritual bagi umat Islam. Melakukan Tawaf merupakan wujud nyata penghormatan dan ketaatan kepada Sang Pencipta.
- Tujuh Putaran sebagai Simbol Kesempurnaan: Tawaf terdiri dari tujuh putaran mengelilingi Ka'bah. Angka tujuh dalam Islam dianggap sebagai simbol kesempurnaan, dan melakukan Tawaf sebanyak tujuh kali menunjukkan kesetiaan dan ketaatan yang sempurna kepada Allah.
- Rukun Tawaf dan Bacaan Doa: Tawaf juga melibatkan rukun-rukun tertentu, seperti berada dalam keadaan suci, mengelilingi Ka'bah searah jarum jam, dan membaca doa-doa tertentu. Ini menandakan bahwa Tawaf bukan hanya tindakan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang dijalani dengan penuh kesadaran.
C. Sa'i: Menyusuri Jejak Hajar Aswad dan Safa-Marwah
Rukun ketiga Umrah adalah Sa'i, yang melibatkan berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah, di mana Hajar Aswad dan Zamzam berada. Sa'i menggambarkan kesabaran, ketekunan, dan keyakinan. Beberapa aspek Sa'i yang perlu dipahami meliputi:
- Sejarah Hajar dan Isma'il: Sa'i mengingatkan jamaah Umrah pada sejarah Hajar, istri Nabi Ibrahim, dan putranya Isma'il. Saat Hajar mencari air di antara Safa dan Marwah, Allah memberikan air Zamzam sebagai karunia-Nya. Sa'i adalah penghargaan kepada ketekunan dan kepercayaan Hajar.
- Simbol Kesabaran dan Daya Tahan: Berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah di tengah panasnya Makkah bukanlah tugas yang mudah. Sa'i melibatkan ketahanan fisik dan mental, menuntut kesabaran dan kepercayaan kepada Allah dalam menjalani perjalanan hidup.
- Tertib Sa'i dan Doa: Sa'i dilakukan dengan tertib, dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di bukit Marwah, dan sebaliknya. Selama Sa'i, jamaah Umrah juga dianjurkan untuk berdoa dan memohon kepada Allah. Ini menciptakan momen spiritual yang mendalam.
D. Tahallul: Mengakhiri Ihram dan Menyatakan Keberanian Spiritual
Rukun terakhir dalam Umrah adalah tahallul, yaitu mengakhiri keadaan ihram dengan pemotongan atau pencukuran rambut. Tahallul menandai selesainya ibadah Umrah dan kembalinya jamaah Umrah ke keadaan normal, tetapi dengan hati yang lebih bersih dan tulus. Beberapa aspek tahallul yang perlu dipahami meliputi:
- Tindakan Syukur dan Ketaatan: Tahallul adalah tindakan syukur dan ketaatan kepada Allah. Pemotongan atau pencukuran rambut adalah simbol bahwa jamaah Umrah telah menunaikan ibadahnya dengan sepenuh hati dan kini kembali sebagai manusia yang lebih baik.
- Membuang Diri dari Ego dan Kesombongan: Tahallul menciptakan momen di mana jamaah Umrah dapat membersihkan diri dari segala bentuk ego dan kesombongan. Proses ini mengingatkan mereka bahwa keberanian spiritual tidak dapat dicapai tanpa merendahkan diri di hadapan Allah.
- Tahallul sebagai Bentuk Penghormatan: Tahallul bukan hanya mengakhiri ihram, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan kepada Allah. Jamaah Umrah menyadari bahwa setiap langkah dan tindakan yang mereka lakukan selama Umrah adalah bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta.
F. Tidak Ada Wukuf di Arafah:
Salah satu bedanya umrah dan haji yang utama adalah tidak adanya wukuf (berdiri di Arafah) dalam Umrah. Wukuf di Arafah adalah salah satu pilar Haji yang tidak dapat diabaikan dan menjadi momen penting dalam perjalanan haji.
E Rukun Umrah sebagai Fondasi Perjalanan Spiritual
Rukun Umrah, yang melibatkan ihram, tawaf, sa'i, dan tahallul, memberikan fondasi spiritual bagi setiap Muslim yang menjalani ibadah ini. Melalui Umrah, umat Islam mendapatkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan hati dari dosa-dosa, dan merenungkan makna hidup. Rukun Umrah bukan hanya serangkaian ritual fisik, tetapi juga perjalanan batin yang mendalam, membangun kesetiaan, ketabahan, dan keberanian spiritual. Dengan memahami makna dan signifikansi setiap rukun Umrah, umat Islam dapat mengambil manfaat spiritual yang mendalam dari perjalanan ini, memperkuat iman, dan meningkatkan hubungan mereka dengan Sang Pencipta.
Haji:
Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Perjalanan ini memiliki makna yang sangat mendalam dan mencakup serangkaian ritual yang dijalani selama beberapa hari di Tanah Suci.
1.Waktu Pelaksanaan yang Tetap:
Haji memiliki waktu pelaksanaan yang tetap, yaitu pada bulan Dzulhijjah. Ritual-ritual Haji melibatkan serangkaian tahapan seperti wukuf di Arafah, mabit (menginap) di Muzdalifah, lempar jumrah, dan berbagai ritual lainnya. Keseluruhan proses ini memakan waktu beberapa hari.
2. Rukun Haji:
Rukun Haji terdiri dari lima pilar utama, yaitu ihram, wukuf, mabit di Muzdalifah, lempar jumrah, dan tahallul. Masing-masing pilar ini memiliki peran penting dalam menjalani ibadah Haji dengan sempurna.
Haji, salah satu rukun Islam, adalah perjalanan spiritual yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Rukun Haji, yang terdiri dari lima pilar utama, menjadi fondasi dalam menjalani ibadah ini dengan penuh ketaatan dan pengabdian. Rukun Haji antara lain adalah:
A. Ihram: Menitipkan Dunia dan Memasuki Keadaan Khusus
Rukun pertama dari Haji adalah ihram, suatu keadaan khusus yang menandai dimulainya perjalanan Haji. Ihram bukan hanya sekadar pakaian yang dikenakan oleh jamaah haji, tetapi juga keadaan hati dan niat yang mendalam. Beberapa aspek ihram yang penting untuk dipahami meliputi:
- Pakaian Ihram: Saat memasuki ihram, seorang Muslim mengenakan pakaian khusus berwarna putih yang terdiri dari dua potong kain tanpa jahitan. Pakaian ini bukan hanya simbol kesederhanaan, tetapi juga mengingatkan jamaah haji bahwa di hadapan Allah, semua manusia setara tanpa perbedaan kasta atau status sosial.
- Niat yang Mendalam: Ihram dimulai dengan niat yang jujur dan tulus untuk melaksanakan Haji. Ini bukan sekadar ritual, melainkan penyerahan diri secara penuh kepada Allah. Niat ini mencerminkan keseriusan seorang Muslim dalam menjalani ibadah yang akan mengubah hidupnya.
- Larangan-larangan Ihram:Selama berada dalam keadaan ihram, jamaah haji dilarang melakukan beberapa hal, seperti berburu, bercukur atau mencabut rambut, berhubungan seksual, dan menggunakan wewangian. Larangan-larangan ini dirancang untuk membentuk kesadaran spiritual dan menjaga kesucian selama perjalanan Haji.
B. Wukuf di Arafah: Puncak Ketaatan dan Pengampunan
Rukun Haji yang kedua adalah wukuf di Arafah, suatu tempat di Tanah Suci yang menjadi saksi kesatuan dan ketaatan umat Islam kepada Allah. Wukuf ini memiliki makna yang mendalam dan menjadi salah satu puncak spiritual Haji. Beberapa aspek wukuf di Arafah yang perlu dipahami meliputi:
- Ketika dan Di Mana Wukuf Dilaksanakan: Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari terpenting dalam perjalanan Haji. Jamaah haji berkumpul di Padang Arafah, meyakini bahwa Allah mengampuni dosa-dosa mereka selama berada di sana.
- Doa, Istighfar, dan Refleksi Diri: Selama wukuf, jamaah haji menghabiskan waktu dengan berdoa, memohon ampunan, dan merenungkan dosa-dosa mereka. Momen ini dianggap sebagai waktu yang paling proporsional untuk mendapatkan pengampunan Allah.
- Simbol Kesatuan Umat Islam: Arafah adalah tempat di mana jamaah haji dari berbagai negara, suku, dan latar belakang bersatu dalam ibadah. Ini menjadi simbol kesatuan umat Islam di hadapan Allah, menghapus segala perbedaan dan menunjukkan bahwa di hadapan-Nya, yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.
C. Mabit di Muzdalifah: Mengenang Keikhlasan Nabi Ibrahim
Rukun Haji selanjutnya adalah mabit di Muzdalifah, tempat di mana jamaah haji menginap setelah wukuf di Arafah. Mabit ini mengandung sejumlah makna dan hikmah yang melibatkan kisah keikhlasan Nabi Ibrahim dan anaknya Isma'il. Beberapa aspek mabit di Muzdalifah yang penting untuk dipahami meliputi:
- Mabit di Bawah Langit Terbuka: Jamaah haji menginap di Muzdalifah di bawah langit terbuka, mengingatkan mereka pada sederhananya kehidupan dan mengajarkan kesabaran. Pada malam itu, mereka melakukan salat Maghrib dan Isya bersama-sama.
- Simbol Keikhlasan dan Ketaatan Ibrahim: Mabit di Muzdalifah juga mencerminkan keikhlasan dan ketaatan Nabi Ibrahim ketika bersedia mengorbankan putranya Isma'il sebagai bentuk taat kepada perintah Allah. Ini adalah pengingat bagi jamaah haji akan pentingnya kepatuhan dan keikhlasan dalam menjalani ibadah.
- Pengumpulan Batu untuk Jumrah: Selama di Muzdalifah, jamaah haji mengumpulkan batu untuk melempar jumrah, salah satu ritual penting dalam perjalanan Haji. Batu-batu ini menjadi simbol penolakan terhadap godaan syaitan, sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim ketika digoda oleh setan.
D. Lempar Jumrah: Menolak Godaan Syaitan dengan Keberanian dan Ketaatan
Lempar jumrah adalah rukun Haji yang melibatkan melempar batu ke tiga jamrah (tugu batu) yang menjadi simbolisasi penolakan terhadap godaan syaitan. Ritual ini mencerminkan keberanian dan ketaatan umat Islam dalam menjalani ibadah. Beberapa aspek lempar jumrah yang penting untuk dipahami meliputi:
- Jamrah Aqabah, Wusta, dan Ula: Jamaah haji melempar batu ke tiga jamrah yang terletak di Mina, yaitu Jamrah Ula, Wusta, dan Aqabah. Tindakan ini mengingatkan mereka pada ketabahan dan keteguhan Nabi Ibrahim ketika dihadapkan pada ujian oleh Allah.
- Simbol Penolakan Terhadap Syaitan: Melempar jumrah memiliki makna simbolis. Batu yang dilempar merupakan penolakan terhadap godaan syaitan yang mencoba menggoda Nabi Ibrahim untuk tidak melaksanakan perintah Allah. Ini adalah bentuk perlawanan dan keteguhan iman.
- Tidak Ada Tempat untuk Ego dan Kesombongan: Ketika melempar jumrah, jamaah haji menjauhkan diri dari segala bentuk kesombongan dan ego. Ini adalah wujud dari ketaatan total kepada Allah dan penyerahan diri sepenuhnya.
E Tahallul: Mengakhiri Ihram dan Memasuki Keadaan Normal
Tahallul adalah rukun Haji terakhir yang menandai akhir dari pelaksanaan ibadah Haji. Ini melibatkan pemotongan atau mencukur rambut sebagai tanda bahwa jamaah haji telah menyelesaikan tugasnya dan kembali ke keadaan normal. Beberapa aspek tahallul yang perlu dipahami meliputi:
- Simbol Kesederhanaan: Pemotongan atau mencukur rambut menjadi simbol kesederhanaan dan kembali ke keadaan fitrah manusia. Ini adalah tanda bahwa seorang Muslim telah melalui suatu perjalanan spiritual dan kembali ke dunia dengan hati yang lebih bersih.
- Tindakan Syukur dan Ketaatan: Tahallul juga mencerminkan tindakan syukur dan ketaatan seorang Muslim kepada Allah. Pemotongan rambut adalah tanda bahwa jamaah haji telah menunaikan ibadah dengan sebaik-baiknya dan kini kembali sebagai manusia yang lebih baik.
- Mengakhiri Ihram dengan Kehormatan: Tahallul adalah momen penghormatan dan penghargaan terhadap kebesaran Allah. Dengan mencukur atau memotong rambut, seorang Muslim menyatakan kembali keadaan normalnya, tetapi tetap dengan rasa hormat dan ketundukan kepada Sang Pencipta.
F. Memenuhi Syarat Tertentu:
Tidak semua Muslim dapat melaksanakan Haji setiap tahunnya. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, seperti kesehatan yang memadai, keuangan yang mencukupi, dan sebagainya. Hal ini membuat Haji menjadi suatu pencapaian yang sangat dihormati dan dinanti-nanti oleh umat Islam.
G. Kesimpulan: Rukun Haji sebagai Landasan Spiritual
Rukun Haji, yang melibatkan ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, lempar jumrah, dan tahallul, tidak hanya sekadar serangkaian ritual, melainkan landasan spiritual bagi setiap Muslim yang menjalani perjalanan ini. Dengan memahami makna dan signifikansi dari setiap rukun Haji, umat Islam dapat merasakan kekayaan spiritual yang terkandung dalam perjalanan ini. Rukun Haji memberikan pelajaran tentang ketaatan, kesabaran, pengorbanan, dan penyerahan diri kepada Allah. Melalui Haji, umat Islam mendapat kesempatan untuk memperdalam hubungan spiritual mereka, membersihkan hati, dan merenungkan makna kehidupan dengan harapan dapat menjadi manusia yang lebih baik.
Bedanya umrah dan haji: Perbedaan Makna dan Tujuan Umrah dan Haji
1. Umrah: Ibadah Kesederhanaan dan Kesucian Hati
Umrah, meskipun dianggap sebagai "Haji Kecil," memiliki makna yang sangat mendalam. Umrah lebih menekankan pada kesederhanaan dan kesucian hati. Melalui Umrah, seorang Muslim dapat membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah tanpa beban-beban tertentu yang melekat pada Haji.
2. Haji: Ibadah Penuh Pengorbanan dan Ketaatan
Haji, sebagai salah satu rukun Islam, memiliki makna yang lebih luas dan mendalam. Ini adalah perjalanan yang penuh pengorbanan, ketaatan, dan kesabaran. Dengan melaksanakan Haji, seorang Muslim mengikuti jejak para nabi dan rasul, merenungkan makna kehidupan, dan menunjukkan kesetiaan dan ketaatan kepada Allah.
Meskipun Umrah dan Haji keduanya melibatkan perjalanan ke Tanah Suci dan memiliki tujuan spiritual. Bedanya umrah dan haji, umrah dapat dilakukan kapan saja dalam setahun, sementara Haji memiliki waktu pelaksanaan yang tetap dan merupakan kewajiban seumur hidup. Rukun dan ritual-ritual yang dilibatkan dalam keduanya juga berbeda, mencerminkan tingkat pengorbanan dan ketaatan yang berbeda. Sementara Umrah lebih menekankan kesucian hati, Haji merupakan ibadah penuh pengorbanan dan ketaatan kepada Allah. Dengan memahami Bedanya umrah dan haji ini, umat Islam dapat lebih mendalamilah makna dari setiap ibadah, membimbing mereka dalam perjalanan spiritual mereka ke Tanah Suci.
Kumpulan doa naik haji dan umroh
1. Doa naik haji dan umroh: Doa Niat Umrah
- نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأسْتَمِعُ بِهَا إِلَى اللَّهِ تَعَالَى
2. Doa naik haji dan umroh: Doa Naik Kendaraan
Doa ini dapat membantu untuk memohon perlindungan dan keselamatan ketika naik kendaraan. Selain itu, sebagai muslim, disunnahkan untuk selalu berdoa sebelum melakukan perjalanan, termasuk doa perlindungan dan doa agar diberikan keselamatan dalam perjalanan
3. Doa naik haji dan umroh: Doa di atas kendaraan
- بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Doa ini mengandung makna bahwa seseorang menyerahkan diri dan perjalanannya kepada Allah, menyadari bahwa segala kekuatan dan pertolongan berasal dari-Nya. Dengan membaca doa ini, diharapkan perjalanan dapat dilalui dengan keselamatan dan perlindungan dari Allah.
4. Doa naik haji dan umroh: Doa Ihram
- لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Doa ini diucapkan oleh jamaah haji atau umrah ketika mereka berniat untuk memasuki ihram, yang merupakan suatu keadaan khusus dan suci yang menandai dimulainya ibadah haji atau umrah.
5. Doa naik haji dan umroh: Doa Masuk Kota Madinah
Doa ini mencakup permohonan perlindungan dan keberkahan ketika memasuki kota Madinah, yang merupakan kota yang penuh berkah dan dimuliakan sebagai tempat tinggal Nabi Muhammad SAW.
6. Doa Thawaf Dalam Setiap Perjalanan dari Rukunyamani ke Hajar Aswad
Thawaf adalah proses mengelilingi Ka'bah yang dilakukan oleh jamaah haji atau umrah. Ketika melakukan Thawaf, Anda bisa membaca doa-doa yang sesuai dengan tahapan dan jumlah putaran Thawaf yang sedang Anda lakukan. Berikut adalah doa yang bisa dibaca saat akan memulai Thawaf:
A. Doa sebelum Thawaf:
- بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
B. Doa di setiap sudut Hajar Aswad (batu hitam) sebelum memulai Thawaf:
- بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
C. Doa setelah selesai Thawaf:
- رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Selain doa-doa tersebut, Anda juga dapat berdoa dengan kata-kata pribadi dan meminta kepada Allah SWT sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda. Ingatlah untuk melakukan Thawaf dengan khusyuk dan penuh penghormatan, serta menyadari makna spiritual dari ritual tersebut.
7. Doa selesai melaksanakan ibadah haji dan umrah
Setelah menyelesaikan ibadah haji atau umrah, disarankan untuk berdoa dengan penuh syukur dan memohon ampunan. Berikut adalah doa yang dapat dibaca setelah menyelesaikan ibadah haji atau umrah:
Doa selesai haji:
- اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا هَٰذَا الْحَجَّ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُقَبَّلِينَ، وَاجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا وَذَنْبًا مَغْفُورًا وَأَسْرَارًا مُغْنَمًا وَطَاعَةً مُقْبُولَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Doa selesai umrah:
- اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عُمْرَةً مَقْبُولَةً، وَسَعْيًا مَشْكُورًا، وَذَنْبًا مَغْفُورًا، وَطَاعَةً مُتَقَبَّلَةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
"Ya Allah, jadikan umrah ini diterima jika pahalanya baik, dosa-dosanya diampuni, dan ketaatannya diterima, ya Allah Tuhan semesta alam..."
8. Doa Thawaf Dalam Setiap Perjalanan Dari Hajar Aswad ke Rukunyamani
Selama Thawaf, termasuk perjalanan dari Hajar Aswad ke Rukun Yamani, Anda dapat membaca doa-doa yang dianjurkan. Berikut adalah doa yang dapat dibaca ketika melakukan perjalanan dalam Thawaf:
- بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
- رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Selama Thawaf, Anda juga bisa berdoa dengan doa-doa pribadi, memohon kepada Allah SWT sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda. Pastikan untuk menjalankan Thawaf dengan hati yang khusyuk dan penuh kesadaran akan kehadiran Allah SWT.
9. Bacaan Talbiyah
Talbiyah adalah doa yang dibaca oleh jamaah haji atau umrah ketika memasuki ihram, yang merupakan suatu keadaan khusus yang menandai dimulainya ibadah haji atau umrah. Berikut adalah bacaan Talbiyah:
- لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Talbiyah diucapkan dengan tulus dan penuh kekhusyukan oleh jamaah haji atau umrah, sebagai tanda kesediaan untuk menjalani ibadah yang mulia dan suci. Talbiyah diperbanyak ketika memasuki ihram dan dapat diucapkan berkali-kali selama perjalanan ibadah haji atau umrah.
10. Doa Masuk Masjidil Haram
- بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Doa ini mencerminkan niat yang baik dan harapan untuk mendapatkan rahmat Allah ketika memasuki masjid. Disarankan juga untuk memasuki masjid dengan kaki kanan dan mengucapkan salam saat masuk.